Rabu Biru

Segelintir rindu biru

Sejuk mendarat didada

Rabu biru

Bawa aku pada memoar itu

Hangus rindu habis dan aku akan bersorak-sorai

Rabu sambut aku

YK 

Engkau bilang akan mengajakku mabuk kelilingi awan yang ilusi

Desember yang berpatah dalam hujan kali ini

Kala doa menjamu dikangen menjadi bisu

Entah bagaimana membeberkan kecemasan yang datang menghibur lirih

Pada diri menjanji tak lupa waktu menyinggung cepat bergerak

Yah secepat aku tertawa kembali

Pagi Bermimpi

Serpihan itu membayang diluka wajah

Lembab menjerat yang aneh menjadi indah pada pertengkaran

Aku engkau mengapa tidak membalik pergi

Seberapa kuat akan tertahan ditenggorokan

Ketika ku lihat dan ku lihat lagi berulang-ulang samar-samar punggung mendahului aku

Heran,,,

Sudah seberapa jauh ini

Tiba-tiba jam memukul-mukul bergerak melaju

Aku ingin

Ingin berhenti dulu.

Seperti tertangkap

Musim berlalu di biru langit sore

Pintu yang melebar seolah ingin memeluk diri

Kasih sebiru lautan menyelimut merdu

Kapankah aku pulang berbinar serupa berlian

Tak seramah bulan ini

Dikursimu aku membela diri

Apakah engkau pernah merasa memenjarakan diri sendiri didalam keinginanmu?

Tiba-tiba seperti diserang

Lalu mengadu yang disebut kepintaran

Pantas saja lidah berbelit 

dengan gumaman 

seolah-olah engkau paling benar

Seperti diserang

dan

aku tertunduk heran.

Juli

 kenapa 

mengasing?

dan 

banyak 

lontaran 

kotor 

untukku.